Senin, 06 September 2010

Kesadaran pada Ramadhan

Apa yang anda akan lakukan ketika anda mendapat “bocoran” dari malaikat langit yang kebetulan mampir menemui anda di musholla tempat anda menghabiskan waktu itikaf di malam-malam ujung Ramadhan? Apa yang anda akan lakukan saat malaikat itu bilang, “Sssttt... jangan kasi tau siapa-siapa, nanti malam kami para malaikat langit diperintahkan Tuhan untuk memenuhi bumi dengan keberkahan bagi semua manusia yang bermunajat. Tapi ssstttt.. ini buat kamu saja, karena saya suka lihat kamu tulus menunggu dan menjalani Ramadhan tahun ini.”?

Begitu anda teryakinkan mungkin anda kemudian mempersiapkan dengan sedemikian rupa agar detik demi detik malam nanti tidak ada yang luput dari doa-doa permohonan ampun dan harap syurga, rakaat demi rakaat dari shalat-shalat malam, huruf demi huruf dari tilawah kitabullah. Anda ingin malam itu menjadi milik anda, anda ingin malam itu malam anda dengan semua penduduk langit. Anda ingin menjadi manusia yang namanya sudah disebut-sebut dan bergema dicakrawala langit, dikenal syurga dan akhirnya telah dipersiapkan sebidang taman dan istana disana.

Bermodalkan satu malam, anda ingin mendapatkan semuanya. Dengan satu malam anda ingin hapus semua sisa usia, baik yang berlalu maupun yang akan datang dan semua peristiwa di dalamnya. Malam yang kedahsyatannya melegenda sejak belasan abad yang lalu. Malam pesta keimanan para penduduk bumi, serta malam suka cita penduduk langit yang berbondong-bondong menyelimuti bumi. Ya malam special dimana manusia-manusia pilihan dijamu Tuhan melalui malaikat-malaikat-Nya.

Tidak heran, tidak sedikit mereka penanti ramadhan, pemburu malamnya, setia menunggu pesta itu. Menanti malam yang spesial itu. Uniknya jika seseorang mendapatkannya, pesta pora keimanan itu dijalani sendirian, dengan kekhusyukan, atau bahkan dengan linangan air mata kesadaran minta belas kasihan Tuhan.

Siapa yang dapatkan malam itu, itu kehendak-Nya. Malam itu memang spesial, tetapi siapa yang hadir dipesta itu juga atas izin Tuhan. Percayalah kita ini hanya diminta berusaha saja, Tuhan juga yang akhirnya memilih siapa yang layak. Meskipun menanti-nanti dengan semua kesiapan fasilitas dan rencana yang matang, jika memang Tuhan belum izinkan , maka tak ada kekuatan apapun yang mampu menjamin kita hadir untuk pesta dimalam itu. Misalnya dengan mudahnya Tuhan berikan rasa kantuk yang amat sangat, sampai-sampai kelopak mata sekecil dan setipis itu tak mampu ditahan jatuhnya, sehingga akhirnya kita lewati malam spesial itu dengan tidur sepanjang malam.

Menyadari ini, tentu sepatutnya titik perhatian kita jangan pula melulu tertuju pada malam-malam itu, yang kemudian membuat kita hanya bergairah di ujung Ramadhan. Perhatikan pula kesungguhan dan semangat menjalani seluruh Ramadhan, tunjukkan bahwa ramadhan itu telah kita nanti dengan penuh harap, dan sedang dijalani dengan sepenuh jiwa serta kemampuan. Sehingga jika malam itu tiba, kita memang dikehendaki oleh Tuhan untuk bisa hadir di dalamnya. Jangan sampai malam itu malah mengecilkan detik-detik waktu Ramadhan yang Tuhan telah sediakan sebulan penuh. Bersyukurlah Tuhan sudah jumpakan dengan Ramadhan untuk kesekian kalinya. Pungutlah keberkahan yang berserak di setiap sudut Ramadhan. Mari saudara-saudara, kita masih di bulan yang penuh berkah ini, ambillah ampunan Tuhan yang Tuhan telah sediakan, semudah anda memungut batu yang berserakan dijalan...

Tidak ada komentar: